Tak dinyana pekerjaan dapat
diselesaikan lebih awal, sehingga saya masih punya waktu kurang lebih 2 jam
sebelum menggelar coaching dengan
rekan yang handle nasabah di
Indonesia Timur ini. So, rekan kami di
Jayapura pun sigap menawarkan beberapa tujuan ikonik kotanya, Jayapura. Salah
satunya yang membuat saya penasaran adalah Bukit Jayapura City. Begitu memancing rasa ingin tahu saya sejak check in di hotel karena begitu eye catching. Terlihat berdiri gagah seolah mengawal
kota. Kata orang – orang, kalau mau
melihat keelokan Jayapura, ya Bukit Jayapura City lah tempatnya. Jadi, akhirnya kami putuskan untuk menuju
tempat muda – mudi Jayapura menghabiskan senja mereka. Yaps..... Bukit Jayapura City, kami datangggggg....!!!
Minggu, 16 Desember 2018
Minggu, 16 Agustus 2015
MESJID SURIANSYAH BANJARMASIN, CIKAL BAKAL ISLAM DI KALIMANTAN
Matahari mulai meninggi tak kala
perahu motor yang membawa kami mengarah pulang, usai melihat geliatnya pasar
terapung di Sungai Kuin. Lamunan saya
buyar seketika sesaat melihat siluet bangunan besar nun jauh di ujung
sana. Indah sekali. Air Sungai Kuin berubah keperakan karena
sinar matahari pagi ini. Ahh..masih ada
waktu untuk melongok bangunan bersejarah di ujung sana. Setidaknya saya masih punya waktu 10 – 15 menit
sebelum kembali ke hotel dan bersiap ngantor hari ini. Ya, Mesjid Bersejarah Suriansyah , demikian
masyarakat Banjarmasin menyebut bangunan yang tadinya berupa siluet berangsur –
angsur tampak jelas seiring perahu motor kami mendekati dermaga yang persis
berada di depannya.
Minggu, 21 September 2014
PASAR TERAPUNG SUNGAI KUIN, BANJARMASIN, YANG MEMIKAT HATI
Alarm dari smartphone bunyi menderu-deru, memaksa saya keluar dari alam mimpi. Malam pertama di Banjarmasin. Atau mungkin tepatnya dini hari pertama. Kantuk masih hinggap beberapa saat sebelum saya paksakan untuk bangun dan segera me-non aktif-kan bel pengingat tersebut. Jam menunjukkan masih pukul 02.30 WIB atau 03.30 WITA. Saya harus bergegas bila tidak ingin kehilangan momen meliput jual beli di pasar terapung di Sungai Kuin, Banjarmasin. Pesan pendek seorang teman yang bertugas di Banjarmasin masih jelas dalam benak saya, jangan lupa untuk mengabadikan pasar terapung khas nya Banjarmasin dan hanya ada sampai jam 06.30 WITA saja. Waduh, itu artinya jam 05.30 WIB aktivitas pasar sudah selesai. Saya pun menghitung - hitung harus jam berapa keluar dari hotel untuk menuju ke lokasi pasar terapung tersebut. Bertugas ke Indonesia bagian tengah selalu menjadi tantangan tersendiri buat saya, terutama dalam penyesuaian jam biologis yang lebih maju 1 jam ketimbang di bagian barat nusantara ini.
Minggu, 09 Juni 2013
GILI AIR, YOUR ISLAND GATEWAY..
Setelah Trawangan dan Meno, saya pun menuju ke gili yang terakhir dalam petualangan hari ini. Gili Air. Pulau kecil yang lansekapnya tak jauh berbeda dengan saudaranya, Trawangan dan Meno. Ditempuh dalam waktu 15 menit, perahu Pak Zul yang membawa saya dari Gili Meno pun mulai memasuki perairan Gili Air. Bila Meno sepi dan jauh dari gaduh, berbeda dengan Air yang lebih ramai namun masih kalah gaduh bila dibandingkan dengan Trawangan.
Minggu, 19 Mei 2013
MELUMAT LARA & GULANA DI GILI MENO
Setelah
menjelajahi Trawangan nan indah dan eksotik, saya pun bergegas untuk menggapai
Meno. Gili atau pulau yang satu ini
berada di depan mata dan tak jauh jaraknya dari Trawangan. Dengan menaiki perahu milik Pak Zul yang
telah disewa seharian untuk berkeliling di Gili Amatra, perjalanan ke Meno dari
Trawangan pun kami tempuh dalam waktu 15 menit.
Walaupun kantuk sempat hinggap tak kala perahu melaju ke Meno, namun
lansekap Meno yang jauh lebih alami dan tak seriuh Trawangan mampu
mengembalikan gairah untuk merayapi pulau kecil ini.
Kamis, 14 Maret 2013
GILI TRAWANGAN, SERPIHAN NIRWANA DI NUSANTARA
Awalnya, tidak ada rencana sama
sekali untuk menginjakkan kaki dan berkelana di Gili Trawangan, pulau kecil
yang tidak jauh dari Pulau Lombok. Itu
semua bermula dari jalan – jalan pagi menyusuri Pantai Senggigi dan akhirnya
bertemu dengan Pak Zul (sebut saja begitu), salah seorang pemilik perahu yang
sandar di tepian Senggigi. Dia
menawarkan paket untuk berkeliling Gili Amatra (Air, Meno dan Trawangan) dalam
1 hari dengan menaiki perahunya. Saya
sudah mencoba menolaknya namun harga yang ditawarkan cukup murah menurut saya,
sekitar Rp600.000 untuk 6 orang dan itu
sudah termasuk perlengkapan snorkling untuk yang berminat menikmati keindahan
bawah laut di Trawangan. Wow...sebuah tawaran yang harus saya diskusikan dengan
teman – teman terlebih dahulu. Dan
akhirnya, setelah memaksa seorang teman untuk ikut serta dalam ekspedisi Amatra
ini, kami pun sudah berada di dalam perahu sederhana milik Pak Zul, siap melaju
ke Gili Trawangan.
Minggu, 27 Januari 2013
TAFAKUR DI MESJID AGUNG JAWA TENGAH, SEMARANG
Berkunjung
ke kota Semarang tanpa mampir dan sholat di Mesjid Agung Jawa Tengah, Semarang,
sepertinya kurang afdol. Jadilah di
siang yang terik itu, saya beserta rombongan dari Jakarta, dengan ditemani oleh
Kepala Cabang kantor saya di Semarang,
Bapak Ahmad Zailani, berangkat menuju Mesjid Agung Jawa Tengah yang lebih
sering disebut MAJT. Saya sendiri
terprovokasi oleh salah satu artikel yang pernah dimuat di Majalah Chip Foto
Video yang menceritakan kemegahan serta keunikan mesjid ini. Selain tempat ibadah, mesjid ini telah
ditasbihkan salah satu spot fotografi yang wajib disambangi bila berada di
Semarang. Disela – sela tumpukan
pekerjaan saya berusaha untuk memprovokasi anggota rombongan yang lain agar
bersedia untuk menyempatkan langkah ke MAJT ini.
Langganan:
Postingan (Atom)